MAKALAH
TEORI EKONOMI KLASIK
Dibuat untuk
Memenuhi Tugas Matakuliah “Pengantar Ekonomi Mikro”
Disusun Oleh :
Silmi Basriyah
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NASIONAL INDONESIA
(STIENI)
JAKARTA
2018
Kata Pengantar
Puji
Syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga makalah yang berjudul “Teori Ekonomi Klasik” ini dapat
diselesaikan sesuai dengan rencana dan tepat pada waktunya tanpa ada halangan
apapun.
Penyusunan
makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Pengantar Ekonomi Mikro pada semenster
ganjil.
Selain itu, dalam makalah ini diuraikan tentang Sejarah Pemikiran Teori Ekonomi Klasik, Tokoh yang mengemukakan Teori Ekonomi
Klasik,
Konsep Pemikiran dan Ciri-ciri Teori Ekonomi Klasik, serta Kelebihan dan Kekurangan Teori Ekonomi Klasik.
Dengan
penuh kesadaran penulis mengakui bahwa dalam menyelesaikan makalah ini, penulis
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas terselesaikannya
penulisan makalah ini, tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terimakasih
kepada : Allah SWT karena telah memberikan penulis kemudahan dalam penulisan
makalah ini sehingga dapat terselesaikan tanpa ada halangan apapun, dan Kepada
Bapak Randitia Purnama,SE.,M.M selaku Dosen matakuliah Pengantar Ekonomi Mikro
yang telah memberika tugas makalah ini.
Dalam
penyusunan makalah ini telah diusahakan semaksimal mungkin akan tetapi, penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan sedikitnya
pengalaman penulis, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
berguna dari semua pihak yang telah membaca makalah ini.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang membaca dan masyarakat pada
umumnya.
Jakarta,
07 Oktober 2018
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................
i
KATA PENGANTAR..........................................................................................
ii
DAFTAR ISI........................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
a.
Latar
Belakang..........................................................................................
1
b.
Rumusan
Masalah.....................................................................................
1
c.
Tujuan........................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
2
a.
Sejarah pemikiran Teori Ekonomi
Klasik..................................................
2
b.
Tokoh-tokoh
Teori Ekonomi
Klasik..........................................................
3
c.
Konsep pemikiran dan ciri-ciri Teori
Ekonomi Klasik..............................
4
d.
Kelebihan
dan Kekurangan Teori Ekonomi Klasik................................... 14
BAB III PENUTUP............................................................................................. 16
a.
Kesimpulan................................................................................................ 16
b.
Saran.......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 17
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perkembangan dunia diikuti juga oleh
perkembangan pemikiran disemua bidang kehidupan, tidak terkecuali dibidang
ekonomi. Perkembangan awal mengenai, teori ekonomi klasik. Tumbuh dalam zona perkembangan ekonomi islam bukan berarti menghalangi kita
untuk buta akan sejarah ekonomi klasik. Teori-teori klasik tidak langsung
dibuang secara cuma-cuma, melainkan dikaji dan perlu diambil dari sisi
positifnya. Sejarah pemikiran ekonomi kaum klasik sangat penting untuk
dipelajari guna menambah pengetahuan mengenai sejarahnya perekonomian yang
sampai saat ini kita temui dalam kehidupan sehari-hari melalui konsep dari kaum
klasik yang menekankan dengan kuat bahwa politik dan keputusan-keputusan
jabatan publik adalah faktor-faktor yang tidak dapat di tolak yang terjadi
dalam masyarakat.
Jadi berdasarkan kesimpulan diatas,
penulis tertarik untuk mengangat Teori Ekonomi Klasik sebagai judul dari sebuah
makalah.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah
pemikiran Teori Ekonomi Klasik?
2. Siapa saja
tokoh-tokoh yang mengemukakan Teori Ekonomi Klasik?
3. Apa konsep
pemikiran dan ciri-ciri dari Teori Ekonomi Klasik?
4. Apa kelebihan
dan kekurangan dari Teori Ekonomi Klasik?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui, menjelaskan dan menganalisa secara mendalam mengenai Sejarah Teori Ekonomi Klasik.
2. Untuk
mengetahui, menjelaskan dan menganalisa secara mendalam mengenai Tokoh yang
mengemukakan Teori Ekonomi
Klasik
3. Untuk
mengetahui, menjelaskan dan menganalisa secara mendalam konsep serta ciri-ciri
Teori Ekonomi Klasik.
4. Untuk
mengetahui, menjelaskan dan menganalisa secara mendalam mengenai Kelemahan dan
Kelebihan Teori Ekonomi Klasik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Pemirikan Teori Ekonomi Klasik
Sejarah
pemikiran ekonomi Kaum Klasik sangat penting untuk dipelajari guna menambah
pengetahuan mengenai sejarahnya perekonomian yang sampai saat ini kita temui
dalam kehidupan sehari-hari melalui konsep dari kaum klasik yang menekankan
dengan kuat bahwa politik dan keputusan-keputusan jabatan publik adalah
faktor-faktor yang tidak dapat di tolak yang terjadi dalam masyarakat. Dalam
pendekatan Klasik istilah Ekonomi Politik merujuk pada sebuah sistem pemenuhan
kebutuhan pribadi yang indipenden.
Sistem
pemenuhan kebutuhan ini yaitu masyarakat sipil, ekonomi pasar, masyarakat
borjouis, kapitalisme dan banyak lagi. Pemikiran kaum Klasik telah membawa
perubahan besar dalam bidang ekonomi. Salah satu hasil pemikiran kaum Klasik
telah mempelopori pemikiran sistem perekonomian Liberal. Dalam pemikiran kaum
Klasik bahwa perekonomian secara makro akan tumbuh dan berkembang apabila
perekonomian diserahkan kepada Pasar. Peran Pemerintah terbatas kepada
masalah penegakan hukum,menjaga keamanan, dan pembangunan infrastruktur.
Pemikiran
kaum Klasik ini telah menginspirasi “ Washingthon Consensus”. Berdasarkan
Washington Consensus peran pemerintah di dalam pembangunan lebih di titik
beratkan kepada penerbitan APBN, dan pemanfaatan/penggunaan kekuatan pasar. Menurut
Washington Consensus (terdiri dari 10 paket kebijakan ekonomi makro), peran
pemerintah dalam pembangunan harus dibatasi dan berorientasi kepada pembangunan
infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan.Campur tangan Pemerintah yang
berlebihan dalam perencanaan pembangunan di khawatirkan menimbulkan “ Goverment
Failure”, seperti birokrasi yang berlebihan, KKN, dan lain sebagainya.
Membatasi APBN dapat mengurangi defisit, karena akan menimbulkan
ketidakstabilan dalam ekonomi. Pemanfaatan kekuatan pasar yaitu mengembangkan
pasar yang efisien, bebas dari monopoli, oligopoli, dan eksternal disekonomis. Oleh
karena itu kebijakan Pemerintah “market friendly”. Pemikiran Perekonomian
Liberal didasarkan pada pemikiran bahwa pasar sendirilah yang lebih tahu
kebutuhannya sehingga pemerintah tidak perlu campur tangan di pasar.
Teori Ekonomi Klasik secara umum dianggap
sebagai aliran modern pertama dalam sejarah pemirikan ekonomi. Teori Ekonomi
Klasik mulai berkembang sekitar abad ke-18 dan permukaan abad ke-19 yaitu
dimasa revolusi industri di inggris. Pada waktu itu sistem liberal sedang
merajalela dan menurut aliran klasik, ekonomi liberal itu disebabkan oleh
adanya pacuan antara kemajuan teknologi dan perkembangan jumlah penduduk. Pada teori klasik banyak menitik
beratkan pembahasannya pada struktur, tata tertib, organisasi formal,
faktor-faktor ekonomi dan rasionalitas tujuan.
Adam Smith merupakan pemikir utama dari ekonomi
klasik. Sebuah karya milik Adam Smith yaitu The
Wealth of Nations pada tahun 1776 dianggap sebagai penada dimulainya era
ekonomi klasik. Ekonomi klasik menyatakan bahwa pasar bebas akan mengatur
dirinya sendiri jika tidak ada campur tangan dari pihak apapun. Ekonomi klasik
menekankan pada penerapan harga yang fleksibel baik dari segi upah maupun barang.
Postulat lainnya yang ditekankan oleh ekonomi klasik adalah keseimbangan antara
tabungan dan investasi dengan sumsi bahwa suku bunga fleksibel akan selalu
menjaga ekuilibrium. Aliran ekonomi klasik mengemuka hingga pertengahan abad
ke-19 dan kemudian digantikan oleh aliran ekonomin neoklasik (1870).
B. Tokoh-tokoh yang mengemukakan Teori Ekonomi Klasik
1.
Adam Smith (1723-1790)
Adam Smith berpendapat bahwa pertumbuhan
ekonomi bertumpu pada adanya pertumbuhan penduduk. Dengan adanya pertumbuhan
penduduk maka akan terdapat pertambahan output dan pertambahan hasil. Teori ini
terdapat dalam bukunya yang berjudulAn Inquiry Into the Nature and Causes of
the Wealth of Nations.
2.
Thomas Robert Malthus (1766-1834)
Menurut Thomas Robert Malthus,
perkembangan perekonomian suatu negara ditentukan oleh pertambahan jumlah
penduduk. Karena dengan bertambahnya jumlah penduduk secara otomatis jumlah
permintaan terhadap barang dan jasa akan bertambah. Selain itu, perkembangan
ekonomi suatu negara juga memerlukan kenaikan jumlah kapital untuk investasi
yang terus menerus.
3.
David Ricardo (1772-1823)
David Ricardo berpendapat bahwa faktor
pertumbuhan penduduk yang semakin besar hingga dua kali lipat akan menyebabkan
jumlah tenaga kerja melimpah. Kelebihan tenaga kerja akan mengakibatkan upah
menjadi turun. Upah tersebut hanya dapat digunakan untuk membiayai taraf hidup
minimum sehingga perekonomian akan mengalami kemandegan (statonary state).
Teori ini dituangkannya dalam bukunya yang berjudul The Principles of
Political and Taxation.
4.
John Stuart Mill (1806-1873)
John Stuart Mill merupakan salah satu
tokoh yang menganut sistem kebebasan. Beliau berpendapat bahwa masalah
perekonomian merupakan masalah sosial. Selain itu beliau juga mengemukakan
tentang bagaimana manusia memenuhi kebutuhannya dan ikut serta dalam kemakmuran
negaranya dengan berbagai cara seperti meningkatkan produksi, mencintai produk
negeri sendiri serta masalah distribusi barang dan jasa.
5.
Karl Max (1818-1883)
Teori yang dikemukakan oleh Karl Max
menitikberatkan pada kekurangan konsumsi yang akan melumpuhkan kemampuan
produksi. Produksi yang berlebihan secara umum akan menimbulkan runtuhnya teori
kapitalisme.
Semua pendapat dari para tokoh memiliki tujuan yang sama yaitu
bagaimana cara untuk mengembangkan perekonomian suatu negara dan bisa mencukupi
kebutuhan masyarakatnya. Jika kebutuhan masyarakat terpenuhi maka negara
tersebut dapat dikatakan sebagai negara yang maju dan sejahtera.
C.
Konsep Pemikiran dan Ciri-ciri Teori Ekonomi Klasik
Konsep Pemikiran Teori Ekonomi Klasik :
1.
Konsep
Adam Smith
Division of Labor. Smith
memulai analisisnya dengan division of labor karena dia berharap menemukan
dasar transformasi yang tepat dari bentuk konkret pekerja, yang memproduksi
barang yang tepat (berguna), kepada pekerja sebagai elemen sosial, yang menjadi
sumber kemakmuran dalam bentuk abstrak (nilai pertukaran).
Divisions of labor
dijadikan dasar oleh Smith karena meningkatkan produktivitas pekerja. Setelah
memberikan pengetahuannya mengenai perhitungan qualitas dan konsekuensi, Smith
memproses penyelidikan terhadap penyebabnya.
Karena division of
labor bergantung pada propensity to exchange, yang Smith hormati sebagai salah
satu motiv dasar dari human conduct. Ada sesuatu kebingungan dalam satu
point Smith mengenai hal ini yaitu tentang sebab dan akibat. Mungkin suatu yang
benar jika perdagangan tidak dapat exist tanpa divisions of labor, ini tidak
benar, paling tidak dalam teori, divisions of labor memerlukan existensi dari
private exchange.
Secara logis
didemonstrasikan ketika pada suatu organisasi sosial tertentu yang menerapkan
divisions of labor tanpa perdagangan. Dalam komunitas ini dapat ditunjukkan
keberadaannya. Smith bersalah karena membuat karakteristik masyarakat pada
zamannya untuk segala zaaman, dia dihormati sebagai manusia biasa dan dibuat
kedalam penjelasan dasar yang universal, fitur dari sosial kontemporer yang
dikondisikan scara historis.
Tapi tujuan Smith
menjadi propaganda. Dia menekankan pengaruh dasar pada produktivitas untuk
mendemonstrasikan bahwa perdagangan dibebaskan sebagai prasyarat pengembangan kekuatan
produktif dan tidak hanya berguna penuh untuk mengadakan kekuatan produksi.
Smith memproses untuk
menanalisis bagaimana tingkat divisions of labor ditentukan dan disimpulkan
bahwa divisions of labor dibatasi dengan extent pasar.
Smith menjelaskan bahwa dengan divisions
of labor kuantitas dan kualitas produksi dapat dicapai dengan lebih baik.
Peningkatan kuantitas dan kualitas produksi dapat dihasilkan karena tiga
alasan, yaitu :
·
Physiokrat mengenai
peningkatan kepuasan, sedang Smith lebih condong pada tingkat persaingan dan
natural liberty dalam pencapaian kepuasan.
·
Smith juga
memperkenalkan Theory of Value yang berisi tentang nilai yang digunakan
dalam pertukaran. Permasalahan yang timbul dari nilai tukar barang adalah
adalah value of use, value of exchange, measure of value.
·
Smith juga menjelaskan
mengenai bimetal coin sebagai alat pertukaran, dan juga ada nominal price dan
real price dengan prnsip pekerja berkaitan dengan harga riil komoditas dan uang
sebagai harga nominal komoditas.Divisions of labor yang dikemukakan oleh Smith
memunculkan sifat individualisme dan menjadikan manusia seolah-olah menjadi
mesin yang terprogram terlepas dari adanya efisiensi waktu yang ditimbulkan.
o Teori
Upah
Bahwa
harga natural dihubungkan pada level output merupakan suatu pemikiran yang
tidak dipertimbangkan oleh Smith. Asumsi implisit bahwa yang mendasari
pendapatnya adalah semua koefisien biaya konstan dan tetap dari produksi.
Dalam
teorinya tidak ada tempat untuk diminishing returns atau factor substitution. Sesungguhnya
harga natural secara fungsional dihubungkan hanya untuk faktor pengembalian
seperti yang ditunjukkan oleh Smith, natural price mengubah dengan tingkat
natural dari setiap komponennya yaitu upah, profit, dan sewa.
Upah
natural dari labor menurut Smith terdiri dari produk labor yang sebelum
pemberian tanah dan akumulasi capital semestinya dalam keseluruhan
pekerjaannya. Dengan kenaikkan kelas tuan tanah dan kapitalis pekerja dia harus
membagi produknya dengan tuan tanah dan majikan. Buruh dan majikan adalah
bentuk kombinasi kenaikkan atau penurunan upah.
Majikan
biasanya lebih berhasil dalam usahanya daripada buruh tapi kebutuhan buruh dan
keluarganya untuk bentuk penghidupan dasar di bawah upah tidak dapat jatuh
untuk waktu yang sangat panjang. Peningkatan demand untuk labor mungkin
meningkatkan upah serta substansi diatas tingkat penghidupan dipandang
oleh Smith sebagai “yang paling rendah yang konsisten dengan kemanusiaan
umumnya.” Kemudian, demand untuk labor dapat meningkat hanya dalam proporsi
peningkatan dari “ dana yang ditunjukkan untuk membayar upah.”
Jadi,
munculnya dana upah disusun dari surplus pendapatan dan surplus capital pada
kelebihan dari personal pemilik dan kebutuhan bisnis. Peningkatan pendapatan
dan peningkatan capital merupakan prasyarat dari peningkatan upah.
Suatu
kemajuan dalam posisi ekonomi dari hak pekerja untuk upah yang labih tinggi,
Smith mempertimbangkan suatu keuntungan bersih untuk masyarakat: “pelayan,
buruh, dan pekerja menciptakan berbagai jenis bagian yang besar dari setiap
masyarakat politik yang besar. Tetapi, kemajuan keadaan bagian terbesar apa
yang tidak pernah dianggap sebagai suatu gangguan untuk semuanya.
Tidak
ada masyarakat yang dapat dengan pasti maju dan bahagia yang bagian terbesar
dari anggota adalah orang miskin dan menyedihkan. Tetapi ini keadilan disamping
harus membagi produk labor milik mereka sebagai dirinya lumayan dimakan,
dipakai, dan ditempati dengan baik”
Upah
yang rendah merupakan suatu kondisi simpton yang tidak berubah di bawah wages-fund,
luas seperti itu mungkin, gagal untuk meningkatkan dan dengan demikian gagal
untuk mentimulasi suatu kenaikan demand untuk labor.
Tentang
hubungan antara upah dan pertumbuhan populasi, smith mengatakan bahwa
kemiskinan tidak akan menurunkan pernikahan dan tingkat kelahiran bahkan
stimulasi selanjutnya, tapi itu akan berakibat tidak menyenangkan pada tingkat
kelahiran bayi dan anak.
Suatu
upah tinggi merupakan efek peningkatan kesejahteraan dan menyebabkan
peningkatan populasi untuk mengkomplain hal ini, keluhan yang berlebihan pada
kebutuhan efek dan penyebab kesejahteraan publik yang terbesar.
Dalam
ajaran Smith upah tinggi dihubungkan pada peningkatan/kemajuan
produktifitas labor. Pemikiran kurva penawaran backward sloping dari labor
adalah tidak secara mutlak ditolak tapi dipertimbangkan dapat diterapkan hanya
pada orang minoritas.
Walaupun
Smith mengesahkan upah tinggi dia tidak senang harga tinggi tidak seperti
Physiocrath, dia menghubungkan harga rendah dari ketentuan dengan kelebihan dan
kemakmuran, harga tinggi dengan kelangkaan dan kesusahan.
Jika
ketentuan adalah murah dan banyak pekerja mungkin ingin memulai bisnis milik
mereka dan pekerja ingin menyewa lebih banyak labor dengan demand labor
meningkat dan supply turun, harga labor mungkin naik. Ketika ketentuan adalah
mahal dan langka, peristiwa-peristiwa mungkin terjadi bagian lawan.
Variasi
harga labor mungkin akan menutup variasi ketentuan harga. Kemudian sejak upah
uang ditetapkan keduanya oleh permintaan labor dan harga wage-goods (upah
barang), fluktuasi harga wage-goods tidak akan gagal untuk mendesak akibat pada
upah uang. Ini akan mempunyai efek mengurangi fluktuasi upah uang yang lebih
kaku daripada harga ketentuan.
Seperti
yang telah diketahui ketika harga ketentuan tinggi permintaan labor
cenderung turun sebagaimana upah jika tendensi upah ini tidak ditandai oleh
harga tinggi dari wage-goods. Dan ketika harga makanan rendah efek peningkatan
demand untuk labor pada upah ditandai lagi oleh harga rendah wage-goods yang
berlaku.
Fluktuasi
harga ketentuan kemudian mempunyai dua efek pada upah yang satu menandai yang
lain. Mereka mempengaruhi demand labor dan kemudian upah pada satu arah, tapi
efek pada upah menurunkan kerugian, seluruh atau dalam bagian oleh efek
countervailing dari fluktuasi yang sama yaitu dari harga wage-goods menarik
upah pada arah yang berlawanan.
o Teori
Sewa
Dalam
teori sewanya, Smith bimbang antara jumlah prinsip eksplanatori pada yang di
bawah pembayaran sewa. Ini baginya, “secara alami suatu harga monopoli,” suatu
penunjukkan yang dijelaskan oleh observasi bahwa “ini tidak semua proporsion
pada apa yang tuan tanah mungkin meletakkan dalam peningkatan tanah atau apa
yang dapay dia hasilkan, tapi apa yang dapat petani hasilkan untuk diberikan.”
Ketika
smith membicarakan harga komoditas dia memasukan sewa tanah sebagai elemen
biaya dan kemudian sebagai determinan harga produk, tapi
dalam bagian khusus disediakan untuk sewa dia mempertimbangkan suatu
sewa tinggi atau rendah efek dari harga produk yang tinggi atau rendah.
Smith
tidak mengubah bagian ini dalam kritik Hume, dia tidak menemukan
ketidakkonsistenannya. Ini mungkin bahwa dalam teori harga microekonominya dia
mempertimbangkan kegunaan khusus dari bidang tanah sebagai biaya pengadaan
dalam istilah oportunitas alternative, sedangkan dalam teori makroekonomi dari
disribusi tanah sebagai suatu keseluruhan yang dipandang sebagai perolehan
bukan kegunaan alternative.
Sewa
diinterpretasikan sebagai suatu perbedaan yang bermacam-macam dengan kedua
fertilitas dan lokasi. Untuk lokasi kemajuan tranportasi akan cenderung
menyamakan perbedaan lokasi sebaik sewa. Dalam teori perkembangan ekonomi
smith, peningkatan pendapat nasional dengn peningktan pemerataan pendapatan
penyewaan kelas tuan tanah.
Peningkatan
pendapatan nasional akan diingat, diprediksi oleh smith dalam dividion of labor
dimana manufaktur lebih rentan daripada agrikultur. Peningkatan spesialisasi
dan produktivitas dalam sector manufaktur ekonomi akan lebih rendah harga
manufaktur dan peningkatan nilai riil dari sewa.
Peningkatan
pemerataan kelas tuan tanah dalam pendapatan nasional kemudian mencerminkan
kemajuan perdagangan dari sector agrikultur. Dalam teori Ricardian, factor
strategic yang menghasilan suatu hasil yang dihasilkan tidak banyak meningkatkn
produktivitas dalam manufaktur sebagai diminishing return untuk tanah yang
meningkatkan harga agrikultur dan dengan demikian memajukan perdagangan sector
agrikultur dari perekonomian dan peningkatan pemerataan ini dari peningkatan
nasional.
2.
Konsep
JB. Says
Karyanya
yang terkenal adalah theorie des debouchees (teori tentang pasar dan pemasaran)
dan dikenal sebagai Hukum Say (Say’s Law) yaitu supply creats its oven demand
tiap penawaran akan menciptakan permintaanya sendiri. Menurut Say dalam
perekonomian bebas atau liberal tidak akan terjadi “produksi berlebihan” (over
production) yang sifatnya menyeluruh, begitu juga pengangguran total tidak akan
terjadi. Yang mungkin terjadi menurut Say ialah kelebihan produksi yang
sifatnya sektoral dan juga pengangguran yang sifatnya terbatas (pengangguran
friksi).
3.
Konsep
David Ricardo
David
Ricardo menyatakan bahwa perekonomian secara umum bergerak ke arah terhenti.
Analisisnya berakar dalam versi modifikasi dari teori nilai kerja . Dia mengulurkan keyakinan bahwa
tingkat keuntungan bagi masyarakat secara keseluruhan bergantung pada jumlah
tenaga kerja yang diperlukan untuk mendukung para pekerja yang peternakan
"paling tanah tandus yang masih dapat mempertahankan pertanian"
istirahat ini model tanah ke dalam kategori berdasarkan kesuburan rata-rata
tukar. Tanah yang paling subur secara alami menghasilkan lebih banyak makanan
dari tanah kualitas rendah. Akibatnya perintah sewa yang lebih tinggi. Termiskin
tanah pertanian digunakan untuk menerima sewa, tidak dengan semua pendapatannya
akan menutupi biaya tenaga kerja dan modal. Perbedaan antara output dari tanah
paling subur yang masih dapat dibudidayakan dan memiliki kualitas yang lebih
tinggi merupakan sumber sewa tanah yang lebih baik. Sebagai penduduk tumbuh,
tanah miskin harus dibudidayakan untuk memenuhi meningkatnya permintaan. Biaya
sewa tanah yang baik lalu meningkat. Ini, ditambah dengan kenyataan bahwa lahan
yang buruk memerlukan input tenaga kerja meningkat untuk mempertahankan hasil
output minimal di tingkat laba jatuh. Seperti kenaikan harga sewa, keuntungan
jatuh. Pada dasarnya, biaya sewa melahap keuntungan dengan meningkatnya
populasi. Sejak keuntungan mengakibatkan pertumbuhan investasi ulang dan dengan
demikian biaya sewa meningkat secara tidak langsung mencegah kemajuan ekonomi.
4.
Konsep
Thomas Robert Malthus
Pokok
tesis konsep Malthus adalah pemikiran bahwa pertumbuhan penduduk cenderung
melampui pertumbuhan persediaan makanan. Dia punya esai yang orisinal, Malthus
menyuguhkan idenya dalam bentuk yang cukup kaku. Dia bilang, penduduk cenderung
tumbuh secara "deret ukur" (misalnya, dalam lambang 1, 2, 4, 8, 16
dan seterusnya) sedangkan persediaan makanan cenderung bertumbuh secara
"deret hitung" (misalnya, dalam deret 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan seterusnya).
Dalam terbitan belakangan Malthus menekankan lagi tesisnya tetapi tidak sekaku
semula dengan hanya berkata bahwa penduduk cenderung bertumbuh secara tak
terbatas hingga mencapai batas persediaan makanan. Dari kedua bentuk uraian
tesis itu Malthus berkesimpulan bahwa kuantitas manusia akan kejeblos ke dalam
kemiskinan dan kelaparan. Dalam jangka panjang tak ada kemajuan teknologi yang
dapat mengalihkan keadaan itu karena kenaikan suplai makanan terbatas sedangkan
"pertumbuhan penduduk tak terbatas dan bumi tak mampu memprodusir makanan
buat menjaga eksistensi manusia." Perang, wabah penyakit atau lain-lain
malapetaka sering mampu mengurangi penduduk. Tetapi, penderitaan macam ini
hanya menyuguhkan keredaan sementara sedangkan ancaman kebanyakan penduduk
masih tetap mengambang di atas kepala dengan ongkos yang tidak menyenangkan.
Malthus
berusul cara lebih baik mencegah kebanyakan penduduk adalah "pengendalian
moral." Tampaknya, yang dia maksud dengan istilah itu suatu gabungan dari
kawin lambat, menjauhi hubungan seks sebelum nikah, menahan diri secara
sukarela frekuensi sanggama. Tetapi, Malthus cukup realistis dan sadar bahwa
umumnya orang tidak ambil peduli dengan pengendalian-pengendalian macam begitu.
Dia selanjutnya berkesimpulan bahwa cara yang lebih praktis adalah tetap
berpegang pada apa adanya: kebanyakan penduduk sesuatu yang tak bisa dihindari
lagi dan kemiskinan merupakan nasib yang daripadanya orang tidak mungkin bisa
lolos. Sungguh suatu kesimpulan yang pesimistis! Kendati Malthus tak pernah
menganjurkan adanya pengendalian penduduk lewat alat kontrasepsi, usul macam
itu merupakan konsekuensi yang lumrah dari ide pokoknya. Orang pertama yang
secara terbuka menganjurkan penggunaan alat kontrasepsi secara luas untuk
mencegah kebanyakan penduduk adalah seorang pembaharu Inggris yang berpengaruh,
Francis Place (1771-1854). Place yang membaca esai Malthus dan terpengaruh
olehnya menulis buku tahun 1822 yang isinya menganjurkan kontrasepsi. Dia juga
membagi-bagi penjelasan tentang pembatasan kelahiran diantara para kelas
pekerja. Di Amerika Serikat, Dr. Charles Knowlton menerbitkan buku tentang
kontrasepsi tahun 1832. "Lembaga Malthus" pertama dibentuk tahun 1860
dan anjuran keluarga berencana dengan demikian semakin bertambah penganutnya.
Karena Malthus tidak menyetujui penggunaan alat kontrasepsi, anjuran pembatasan
kenaikan jumlah penduduk menggunakan alat kontrasepsi biasanya disebut
"neo-Malthusian." Doktrin Malthus juga berakibat penting terhadap
teori ekonomi. Para ahli ekonomi yang terpengaruh berkesimpulan bahwa, dalam
keadaan normal kebanyakan penduduk dapat mencegah kenaikan upah melampaui batas
yang layak. Ekonom Inggris yang masyhur David Ricardo sahabat akrab Malthus
berkata; "Upah yang layak bagi buruh adalah upah yang diperlukan untuk memungkinkan
para buruh dapat hidup dan bertahan dari pergulatan, tanpa bertambah atau
berkurang." Teori ini lazim disebut "hukum baja upah," disetujui
oleh Karl Marx, dan menjadi unsur penting dalam teorinya tentang "nilai
lebih." Pandangan Malthus juga mempengaruhi bidang ilmu biologi. Charles
Darwin mengatakan bahwa dia sudah baca Essay on the Principle of Population
Malthus, dan ini menyuguhkan mata rantai penting dalam teori evolusi melalui
seleksi alamiah. Dalam tahun-tahun terakhir hayatnya Malthus peroleh pelbagai
penghargaan.
Dia
tutup mata tahun 1834 umur enam puluh tujuh dekat kota Bath, Inggris. Dua dari
tiga anaknya mati belakangan tetapi tak bercucu. Malthus dikebumikan di Bath
Abbey di Inggris. Thomas Malthus bukanlah orang pertama yang minta perhatian
adanya kemungkinan suatu pemerintahan kota yang tenang tiba-tiba berantakan
karena kebanyakan penduduk. Pikiran macam ini dulu pernah pula diketemukan oleh
pelbagai filosof. Malthus sendiri menunjuk Plato dan Aristoteles sudah
mendiskusikan perkara ini. Memang, dia mengutip Aristoteles yang menulis antara
lain: dalam rata-rata negeri, jika tiap penduduk dibiarkan bebas punya anak
semau-maunya, ujung-ujungnya dia akan dilanda kemiskinan." Tetapi, jika
gagasan dasar Malthus tidak sepenuhnya orisini, janganlah orang mengecilkan
arti pentingnya. Plato dan Aristoteles hanya menyebut ide itu sepintas lalu,
dan sentuhan permasalahannya umumnya sudah dilupakan orang. Adalah Malthus yang
mengembangkan ide itu dan menulis secara intensif pokok persoalannya. Dan yang
lebih penting, Malthus merupakan orang pertama yang menekankan kengerian
masalah kebanyakan penduduk dan mengedepankan masalah ini agar menjadi pusat
perhatian kaum intelektual dunia.
5.
Konsep
John Stuart Mill
Principles
of Political Economy pada tahun 1848 berupaya untuk memahami masalah ekonomi
sebagai suatu masalah sosial. Masalah tentang bagaimana manusia hidup dan ikut
ambil bagian dalam kemakmuran bangsanya, baik dalam proses produksi,
perlindungan terhadap produk dalam negeri dan perpesaing antar produk, maupun
masalah distribusi melalui instrument uang dan kredit (mikhael dua,2008).Dalam
hal pemikirannya mengenai ekonomi, Mill dipengaruhi oleh Thomas Robert Malthus,
dimana pertumbuhan ekonomi selalu diliputi dengan tekanan jumlah penduduk dengan
sumber yang tetap.Universalime etis merupakan konsep utilitariannya yang lebih
mengedepankan kepada kebahagiaan orang lain, dimana disanalah moralitas
utilitarian dibangun oleh Mill. Prinsip tersebut memang cukup relevan dalam hal
aktifitas ekonomi, disamping Mill menerima pasar bebas Adam Smith, namun usaha
untuk memperhatikan kebahagiaan orang lain dalam hal persaingan ekonomi pasar,
menjadi agenda Mill. Kondisi pasar bebas yang cenderung bersikap egoisme
sentris, berusaha ditekan Mill dengan pemberlakuan nilai moralitas bersama,
dimana prinsip kebahagiaan harus dirasakan oleh setiap pemain pasar, pelaku
usaha, produsen, distribusi, hingga tataran konsumen. Pasar bebas memang
cenderung melahirkan kondisi menang-kalah, namun diantara dua belah pihak diharapkan
harus tetap mampu menjalin hubungan yang kelak melahirkan kebahagiaan bersama,
yang merupakan konsekuensi atas universalisme etis ala John Stuart Mill.
6.
Konsep
Nassau William Senior
Dalam
Sebuah Garis Besar Ilmu Ekonomi Politik (1836), dia memperkenalkan
pandangan-kemudian diserang oleh kaum Marxis-bahwa tabungan dan akumulasi modal
harus dipertimbangkan bagian dari biaya produksi. Dia juga bekerja pada konsep
sewa, maju teori pantang keuntungan (yang menggambarkan sebuah hadiah untuk
berpantang dari belanja modal seseorang akumulasi), dan memimpin pemberontakan
di kalangan para ekonom klasik melawan teori Malthus penduduk. Dalam dua kuliah
pada populasi (1829), yang beberapa kritik pertama Thomas Malthus, Senior
berpendapat bahwa kombinasi dari meningkatnya standar hidup dan pertumbuhan
penduduk yang ditawarkan bukti yang kuat terhadap teori Malthus pesimis. Dia
juga memberikan kontribusi untuk teori tentang distribusi logam mulia dan
menunjukkan hubungan antara tingkat produktivitas dan harga. Aktif terlibat
dalam pengaturan kebijakan ekonomi, Senior menjabat sebagai penasihat Partai
Whig dan menulis Hukum Buruh Baru 1834.
7.
Konsep
Friedrich Von Herman
karyanya The
Isolated State (1826), mengembangkan perlakukan serius yang pertama
terhadap ekonomi spasial, yang menghubungkan hal tersebut dengan teori sewa
tanah. Von Thünen mengembangkan teori dasar konsep marginal produktivitas
secara matematis, dan menyusun rumus : R = Y(p − c)
− YFm, dimana R=sewa tanah; Y=hasil per unit tanah; c=pengeluaran produksi
per unit komoditas; p=harga pasar per unit komoditas; F=harga pengangkutan;
m=jarak ke pasar.Model Von Thünen dari lahan pertanian diciptakan sebelum
industrialisasi, dengan penyederhanaan asumsi:
·
Kota terletak terpusat
di dalam keadaan terisolir
·
Keadaan terisolir
dikelilingi oleh alam liar.
·
Lahan benar-benar datar
dan tidak memiliki sungai atau pegunungan.
·
Kualitas tanah dan
iklim yang konsisten.
·
Petani di keadaan
terisolir mengangkut barang mereka sendiri ke pasar melalui gerobak melewati
tanah langsung ke pusat kota. Tidak ada jalan.
·
Petani bersikap
rasional untuk memaksimalkan keuntungan.
8.
Johan
Heinrich Von Thunen
Dalam
teorinya tentang "Negara Terisolasi", ia mulai keluar dari ide Adam
Smith tentang "manusia ekonomi": bahwa petani diharapkan untuk memaksimalkan
profit nya ("rente ekonomi") dari lahan pertanian nya. Von Thünen,
sebagai seorang tuan tanah, tahu bahwa pengembalian tersebut tergantung pada
penggunaan optimal dari permukaan tanah dan biaya transportasi. Dalam
berkonsentrasi pada pengaruh kedua variabel terhadap keuntungan, penghapusan
faktor lain menghasilkan homogen - dan terisolasi - state: Sebuah pesawat,
melingkar sepenuhnya undilating dengan pasar tunggal yang dominan di tengah dan
tidak ada interaksi dengan dunia luar. Perekonomian di daerah pedesaan
sekitarnya akan harus menyusun ulang dirinya sesuai dengan perilaku ekonomi
sedemikian rupa sehingga masing-masing industri membawa keuntungan optimal
dalam: Biaya transportasi tergantung pada jarak dari pasar dan jenis produk
yang berbeda. Keuntungan dari pertanian per satuan luas (sewa locational)
menurun dengan jarak meningkat dari pasar. Harga minimum komoditas dihitung
dengan sewa locational, biaya transportasi dan biaya produksi tetap - profit
ini kemudian perbedaan antara biaya dan harga pasar tetap. Ideal pola zona
pemanfaatan lahan pertanian dalam model von Thünen ini .Sewa locational,
istilah yang digunakan oleh von Thünen dalam argumennya, harus dipahami sebagai
setara dengan nilai tanah. Ini sesuai dengan jumlah maksimum petani bisa membayar
untuk menggunakan tanah, tanpa membuat kerugian. Hal ini dapat didefinisikan
sebagai persamaan di bawah ini:
L
= Y (P - C) - Y D F adalah ...
* L: sewa Locational (di DM / km ^
2)
* Y: Yield (di t / km ^
2)
* P: Harga pasar tanaman (di DM /
t)
* C: Biaya produksi tanaman (di DM
/ t)
* D: Jarak dari pasar (dalam km)
* F: biaya transportasi (di DM / t
/ km). Ambil sewa locational suatu produk dengan hasil 1.000 ton / km ^ 2,
misalnya, dengan harga tetap dari 100 DM / t di pasar. Produksi dan biaya
transportasi yang masing-masing, 50 DM / t dan 1 GB / t / km. Sewa locational
adalah 50.000 DM/km2 di pasar, 40.000 DM/km2 10 km dari pasar dan hanya 20.000
DM/km2 30 km dari pasar. Karena sewa locational jatuh dengan jarak meningkat
dari pasar, jumlah masing-masing petani bersedia membayar untuk lahan pertanian
akan menyusut dan harga tanah akhirnya akan menurun.
Ahli-ahli
dalam ekonomi klasik adalah Adam Smith (1776) dan Keynes (1936). Smith
memperkenalkan konsep "Invisible Hand" atau tangan ghaib yang mampu
mengatur kegiatan-kegiatan dalam suatu perekonomian secara efisien. Maksudnya
adalah sistem pasaran,dimana penjual dan pembeli berinteraksi dalam berbagai
kegiatan ekonomi utnuk menentukan barang dan jasa yang perlu diproduksi dalam
masyarakat.
Terdapat
pandangan yang diungkapkan oleh Say, "Supply creates its demand".
ungkapan ini pada dasarnya perpendapat semua barang dan jasa yang akan
dijual. Pandangan ini didasarkan kepada keyakinan ahli-ahli ekonomi klasik
mengenai faktor-faktor yang menentukan suku bunga.
Ciri-ciri Ekonomi Klasik:
·
Perekonomian yang
didasarkaan pada sistem bebas berusaha (Laissez Faire) artinya mempunyai
kemampuan untuk kembali ke posisi keseimbangan secara otomatis. Terjadi tangan
bebas atau pasar bebas dalam mencapai keseimbangan sehingga terjadi “full
employment” atau kesempatan kerja penuh (tidak ada pengangguran).
·
Pemerintah tidak ikut
campur tangan. Peran pemerintah hanya pada masalah penegakan hukum, menjaga
keamanan serta pembangunan infrastruktur.
·
Harga barang
ditentukan oleh produsen dan konsumen.
·
Tingkat upah
ditentukan oleh permintaan dan penawaran tenaga kerja. Apabila kelebihan tenaga
kerja maka akan menurunkan upah, tetapi apabila kekurangan tenaga kerja maka
akan meningkatkan upah.
·
D.
Kelebihan dan Kekurangan Teori Ekonomi Klasik
1. Kelebihan :
a) Metode
ilmiah dapat diterapkan pada bermacam-macam kegiatan organisasi, selain
organisasi industri.
b) Teknik
efisiensi dan penelitian waktu dan gerak (time and motion study) mampu
meningkatkan efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.
c) Metode
pemilikan dan pengembangan tenaga kerja menunjukkan pentingnya latihan dan
pendidikan untuk meningkatkan efektivitas kerja.
d) Metode
ini juga mampu memberikan rancangan kerja dan mendorong manajer untukmencari
alternatif terbaik dalam melaksanakn suatu pekerjaan.
e) Manajemen
klasik menyediakan banyak teknik dan pendekatan terhadap manajemen yang masih
relevan saat ini..
f) Beberapa
konsep inti dari model birokratif masih dapat digunakan di dalam rancangan
organisasi modern selama keterbatasan mereka diakui.
2. Kekurangan :
a) Peningkatan
produktivitas memungkinkan peningkatan hasil, tetapi sering mengakibatkan
pemberhentian pekerja atau diubahnya upah.
b) Teori
ini kurang melihat kebutuhan sosial para pekerja dan tidak pernah melihat
ketegangan-ketegangan yang terjadi karena kebutuhan itu tidak terpenuhi.
c) Manajer
juga harus mengakui keterbatasan dari perspektif klasik dan menghindari fokus
sempitnya terhadap efisiensi dari perspektif penting lainnya. Kekurangan dari
manajemen klasik ialah prespektif tersebut menganggap remeh peran individu
dalam organisasi.
BAB II
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari berbagai uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, Teori Ekonomi Klasik secara umum sudah dianggap
sebagai aliran modern pertama dalam sejarah pemirikan ekonomi.
Pemikiran kaum Klasik telah membawa perubahannya yang besar dalam bidang
ekonomi. Salah satu hasil pemikiran kaum Klasik yaitu, telah mempelopori
pemikiran sistem perekonomian Liberal. Dalam Mazhab klasik itu menganjurkan
sistem Liberalisme dan kekuasaan alamiah, yang mana sistemnya didasarkan pada
keseimbangan penawaran, permintaan dan menolak campur tangan pemerintah serta
mendukung perdagangan bebas.
Pemikiran
Perekonomian Liberal didasarkan pada pemikiran bahwa pasar sendirilah yang
lebih tahu kebutuhannya sehingga pemerintah tidak perlu campur tangan
di pasar, peran pemerintah sendiri hanya pada masalah penegakan hukum, menjaga
keamanan serta pembangunan infrastruktur. Ekonomi klasik menekankan pada penerapan harga yang fleksibel
baik dari segi upah maupun barang. Postulat lainnya yang ditekankan oleh
ekonomi klasik adalah keseimbangan antara tabungan dan investasi dengan sumsi
bahwa suku bunga fleksibel akan selalu menjaga ekuilibrium. Aliran ekonomi
klasik mengemuka hingga pertengahan abad ke-19 dan kemudian digantikan oleh
aliran ekonomin neoklasik (1870).
B.
Saran
Demikian
yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis
banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA